NYETUT, Bukan Kata Yang Bersifat Negatif
Terimakasih buat orang-orang
yang masih peduli dengan segala kata-kata yang terucap dari bibirku. Karena
dengan kepedulian yang kalian berikan semakin menambah ketenaran dan
ke-trending topic-an diriku di khalayak ramai dan kehidupan nyata. Tak
dipungkiri semua itu hanyalah sebuah ilusi belaka yang tak berkesudahan.
Intinya aku akan selalu mengingat jasa-jasa orang yang telah memberikan sedikit
rasa empatinya terhadapku.
Tak lupa, aku juga turut
ucapkan ribuan terimakasih buat orang-orang yang tidak suka bahkan membenciku
karena ucapan yang kerap aku haturkan. Karena tak jarang bibirku mengucapkan
kalimat yang menyakiti dan menggelitik telinga para pendengar. Dua dampak itu
adalah hal yang lumrah menurut kalangan eksperimentalisme. Salah satu aliran
dalam filsafat yang menghendaki hal inovatif, kreatif dan pembaruan terhadap
sesuatu.
Baikah, semua ini bermula dari
terlalu tingginya IQ yang dilimpahkan tuhan kepadaku. Sehingga IQ yang tinggi
ini harus disalurkan untuk memikirkan hal-hal diluar nalar manusia biasa. Hal
inilah yang biasa kita sebut intuisi. Apaan sih. Iya intuisi. Ayolah. Apaan
yang dibicarakan. Oke, sebenarnya kali ini aku pengen curhat mengenai fenomena
yang terjadi belakangan ini di kampus UIN SU. Terkhusus di organisasi intra
yang ada di dalamnya.
Hal ini bermula dari pada
sebuah kata yang terlahir berkat pemikiran mendalam atau yang biasa kita sebut
berpikir radikal. Eits, jangan dianggap liberal ya, maksud radikal disini
adalah cara berpikirnya, bukan tindakannya. Pemikiran ini juga didasari oleh
pertapaan panjang di Goa Kompul selama 23 tahun lamanya. Sehingga launching-lah
sebuah kata yang amat jarang dan langka dari telinga manusia, yaitu NYETUT.
Kata ini sempat menjadi
trend selama sebulan terakhir di organisasi yang pernah aku geluti. Sebut
saja Dina***a. Di organisasi ini aku banyak melahirkan kata-kata baru yang
sebenarnya bertujuan untuk menghibur orang-orang yang ada di sekitar. Memang
usaha ini berhasil, tak sedikit yang terhibur dengan jelmaan kata baru yang
terucap dari mulutku. Namun, terkadang banyak oknum-oknum yang menggeser makna
dari kata tersebut ke arah yang negatif. Inilah yang menjadi polemik
berkepanjangan. Sehingga tulisan ini bisa menjawab tuduhan dan dakwaan terhadap
pencemaran nama baik dari seseorang yang menjadi korban dalam kasus ini.
Baik, sebagai orang yang
bertaggungjawab atas hal yang sudah terjadi termasuk pencemaran nama baik di
atas tadi. Aku akan klarifikasi makna sebenarnya (Denotasi) dari kata NYETUT tersebut.
Secara etimologi NYETUT ini memiliki makna Besar, Luar Biasa, Hebat, Top, dan
sejenisnya. Itu menurut bahasa. Sedangkan menurut Terminologi kata NYETUT
mempunyai arti sebuah ungkapan atau sebutan terhadap sesuatu baik benda,
manusia dan lainnya yang memiliki nilai yang berharga. Baik dari segi kualitas
materi dan nonmateri, jasmani maupun rohani dsb.
Sehingga bisa kita pahami bahwa
makna yang terkandung dari kata NYETUT tersebut tidaklah sedikitpun mengandung
makna yang negatif. Tergantung bagaimana
si pendengar mentakwilkan makna yang terkandung dalam kalimat sebelum dan
sesudahnya. Serta kondisi dan situasi dari kata NYETUT disampaikan. Apalagi disampaikan
saat perayaan hari milad maupun resepsi pernikahan. Itu malah disarankan.
Tapi, secara pribadi aku
sampaikan bahwa ini bukanlah suatu ejekan atau hinaan yang bertujuan untuk
menjatuhkan nama dan marwah seseorang. Jika memang tersinggung dengan ucapan
yang teerkait dengan kata NYETUT tersebut, hal itu di luar tanggungjawab
penemu. Karena apalah daya ketika yang melontarkan kata tersebut tanpa
sepengetahuanku. Toh, itu bukan campur tanganku dalam penyampaiannya.
Akhirnya melalui corong sastra
ini aku sampaikan bahwa sesuatu yang telah terjadi belakangan anggap saja
sebuah teguran dari Yang Maha Kuasa. Bisa jadi ada yang salah pada diri kita. Sehingga
terkadang terlintas niat untuk mengajak bercanda, namun ternyata malah
menyakiti perasaan orang lain.
Oleh karena itu, marilah
sama-sama kita memahami konteks pembicaraan seseorang terlebih dahulu sebelum
merasa dan mengira arah dan tujuan pembicaraan tersebut tidaklah sesuai dengan
norma dan etika yang biasa kita gunakan kesehariannya di lingkungan sekitar.
Cukup sekian dan terima
kasih. Sekali lagi mohon maaf kepada
siapapun yang tersakiti hatinya karena ucapan, perbuatan, pemikiran, ide dan
segala ihwal yang dikarenakan diriku. Karena tiada gading yang tak retak, tak
ada manusia yang tak bersalah, karena kita makhluk yang diberikan akal dan otak.
Salam Afwan buat kita semua.
NYETUT, Bukan Kata Yang Bersifat Negatif
Reviewed by Bamzsusilo
on
Sabtu, September 19, 2015
Rating:
Post a Comment