Lebih Dari Sahabat

Cerita ke 18

Aku tak menjelaskan kepada siapapun kalau ia adalah sahabatku. Karena aku tak ingin kegilaan dan keceplas-ceplosan yang kita lakukan menjadi alasan untuk kita tidak melakukan itu lagi. Karena menjadi sahabat itu tak perlu prasasti tertentu, karena ia tercipta dari kerelaan hati untuk saling mengisi. Bukan pembuktiaan akan janji-janji, ia tampil seadanya, tanpa ada dorongan dari pihak manapun.

Ngomongin sahabat, tentu takkan habis meski kisahnya sudah tertuang dalam sebuah buku. Bukan bermaksud lebay, hanya saja memang begitulah keadaannya. Sahabat begitu berharga dan hadirnya akan dinanti. Biasanya, bahkan ia datang tanpa kita minta. Apalagi kalau dalam masa-masa sulit.

Untuk mengetahui dia adalah sahabat kita, cobalah pada saat-saat pandemi ini. bakal mudah mendeteksinya. Karena keadaan juga sama –sama sulit. Tapi apakah dia mampu membantumu meski keadaannya juga sedang sulit? Ya kamu bisa mencobanya sih. Kadang seru juga ngetes-ngetes gini. Ehe.

Tapi jangan sampe ketahuan yaa. Karena bisa rusak persahabatan kalian akibat ini. ya bayangin aja,masak sahabat dites-tes. Emang parfum apa kali yaa. Tapi gadak salahnya juga sih, namanya pengen tau ya kan.

Kalau boleh jujur,sebenarnya aku gak menobatkan sesoeerang tersebut menjadi sahabat dalam hidupku. Karena menurutku itu hanya akan membuat sekat-sekat pembeda antara pertemanan dan persahabatan. Karena duu hal ini kan mash dikategorikan abu-abu. Sifatnya flutuatif, bisa lompat sana lompat sini, kayak bajing lompat.

Analoginya begini, misalnya kita sudah menentukan satu orang nih sebagai sahabat, tapi ternyata dia mengkhianati kita dengan cara mengambil pasangan kita. Trus, apa dia masih kita anggap sahabat?atau teman? Atau malah lebih parah dari itu.

Haa, itu yang aku maksud. Tiada persahabatan yang abadi. Karena persahabatan akan mentok dan berakhir dengan perpisahan. Makanya, aku gak pernah memposisikan seorang sebagai sahabat. Tapi lebih dari itu, selagi ia berkontribusi dalam hidupku, sedaya upaya aku akan bantu jika dia sedang kesusahan. Bahkan yang orang gak kukenal pun begitu. Karena ini menyangkut kemanusiaan. Wess..

Apalagi ia yang memang benar-benar ada saat kita sedang butuh. Yang tetap tinggal meski kita tak memiliki apa-apa lagi. Yang terus mendukung meski peluang kita untuk bangkit itu sangat kecil. Karena ia menyadari, kita sebenarnya butuh dukungan bukan sebuah materi atau uang. Itu yang sulit diperoleh.

Makanya, posisikan dirimu sebagia orang yang bisa bermanfaat di hidup banyak orang. Bukan karena ia telah banyak membantumu, melainkan atas dasar kemanusiaan. Karena pada esensinya, kita trakkan bisa hidup sendiri di  dunia ini. Karena aku butuh kamu, untuk menghabiskan sisa umurku di dunia ini. Eh
Lebih Dari Sahabat Lebih Dari Sahabat Reviewed by Bembengers on Kamis, Mei 21, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar

Berkomentarlah yang sopan dan bijak..

Post AD

home ads