Sepekan di Pakpak Bharat, Kabupaten Pedalaman di Sumut berpenduduk Muslim Minoritas. Sempat Dijodohin Juga???

Telah sepekan aku berada di Phakpak Bharat, tepatnya di Desa Kecupak II kecamatan Pergetteng-Getteng Sengkut a.k.a PGGS. Kedengarannya emang aneh yaa. Apalagi nama kecamatannya. Sekilas terbersit nuansa khas Batak saat mendengar nama kecamatan ini. yah, emang benar. Kecamatan tempat saya menetap dan bekerja sangat kental dengan nuansa Batak. Bahkan mayoritas penduduknya di Kabupaten ini adalah Suku Batak. Pendatang hanya beberapa persen saja. 

Namun pun begitu, Islam di Pakpak Bharat sudah berkembang di pelosok desa. Masjid sudah berdiri di setiap kecamatan bahkan tiap beberapa desa. Dan jamaah salat lima waktunya lumayan banyak. Lebih dari 2 shaf. Hampir sama dengan di kabupaten lain yang kita anggap bermayoritas penduduknya beragama Islam. Lumayan bukan? Padahal minoritas, namun semangat beribadahnya patut diacungi jempol.

Di daerah tempatku tinggal juga sudah mulai ada organisasi kepemudaan yang bernafaskan Islam. Sebut saja namanya Pemuda Muslim Kecupak. Salah satu organisasi yang konsennya di bidang pemberdayaan peran pemuda di tengah-tengah masyarakat dan penanggulangan bahaya narkoba dll.

Persaudaraan Yang Kental
Persaudaraan antar sesama umat beragama juga sangat baik. Walaupun berbeda-beda suku misalnya aku yang bersuku Jawa sudah pasti menjadi suku minoritas di Desa Kecupak II ini. namun itu tak membuat warga yang menetap mengucilkanku. Apa karena aku yang bersuku Jawa atau aku yang memang bukan warga kelahiran setempat. Namun diskriminasi sama sekali tak kurasakan saat  berada seminggu disini. bahkan sambutan hangatlah yang setiap hari aku terima.

Mulai dari sapaan para tetangga yang mengundang makan malam di rumah mereka. Jamaah masjid juga memanggilku untuk berkenalan selepas solat magrib berjamaah. Bahkan banyak yang menawarkan tempat tinggal ketika pertama kali tiba di Tanah Pakpak.

Sambutan dan perlakuan layaknya saudara sendiri ini sangatlah menyentuh hati. Aku yang biasa hidup ditengah hiruk pikuk ibukota dengan sebagian besar acuh dan ‘Siapa Loe Siapa Gue’ seakan tersontak dengan nilai nilai persaudaraan yang masih terpatri di masyarakat Pakpak Bharat ini.

Alhasil selama 1 minggu ini aku tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk membeli makan. Karena sejak 4 hari di Sidikalang dan 3 hari di Pakpak Bharat aku selalu safari makan siang dan malam. Alhamdulillah ya.

Akses Lalu Lintas
Untuk akses transportasi, kamu tak perlu ragu. Karena menuju Pakpak Bharat banyak moda transportasinya. Kamu bisa menaiki bus Himpak atau Rajanapogos dari Padang Bulan Medan. Ongkosnya kalau gak saah sekitar lebih kurang 50 ribu.

Jarak dari Kota Medan ke Kota Salak yang merupakan ibukota Pakpak Bharat sekitar 180 km. Mungkin jika kamu naik bus sekitar 6 jam. Kalau menaiki sepeda motor sekitar 4,5-5 jam saja. Namun jalan ular akan memanjakan supir bus untuk meliuk liuk bagaikan membawakan barongsai saat melintas di Jalan Sidikalang-Pakpak Bharat.

Jika kamu kamu belum pernah melintasi jalanan meliuk-liuk saya sarankan membawa plastik kresek. Karena perut kamu bakal dikocok dan memaksa untuk mengeluarkan isi perut alias muntah. Karena jaanan yang bagus dan aspla yang maish mulus ditambah tikungan yang berulang-ulang. Ditambah lagi supirnya yang melaju dengan kecepatan lumayan cepat. Jadinya makin tambah mualnya. Pokoknya berbeda lah dengan jalanan Medan-Berastagi.

Dingin Menggigil
Cuaca disini begitu dingin. Malam bisa menyentuh angka 16°C. Bayangkan dinginnya seperti apa. Udah kayak di hotel-hotel. Apalagi saat meyentuh air untuk berwudhu, dijamin menggigil. Alhasil aku mandi kadang 1x1 hari atau kalau dingin banget malah 1x2 hari. brrrrrmmm.
pakpak bharat
Tugu Selamat Datang Kota Salak

Karena letak daerahnya yang dikelilingi perbukitan, mengakibatkan suhu disini begitu dingin. Ditambah lagi ada kabut asap, makanya cahaya matahari tertutup menyinari daerah Pakpak Bharat menambah suasana dingin makin bertambah.

Jadinya aku tidur mesti pakai selimut yang tebal. Kalau tidak, kaki, kuping akan sangat dingin sekali dan alhasil tidak bisa tidur karena menggigil kedinginan. Terlebih dinginya malam juga karena gak ada kawan ngobrol, jadi suasana semakin sepi. Banyak yang berpesan, cepatlah mencari pendamping, karena hidup sendiri di kampung orang itu berat. Banak cobaannya. Hehe. Aku hanya mengiyakan sembari minta didoakan. Aamiin.

Sebenarnya ada yang mau menjodohkan anak gadisnya, tapi belum kuiyakan. Hehehe

Bersambung...

Jika ada yang mau tau info tentang Pakpak Bharat, atau ingin informasinya dijadikan sebuah tulisan silahkan kontakku di https://wa.me/6282165908960 atau klik IG bamzsusilo
Sepekan di Pakpak Bharat, Kabupaten Pedalaman di Sumut berpenduduk Muslim Minoritas. Sempat Dijodohin Juga??? Sepekan di Pakpak Bharat, Kabupaten Pedalaman di Sumut berpenduduk Muslim Minoritas. Sempat Dijodohin Juga??? Reviewed by Bembengers on Sabtu, September 21, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar

Berkomentarlah yang sopan dan bijak..

Post AD

home ads