Mandiri Sejak Dini


Cerita 11 
Sejak lahir di dunia, sebenarnya jiwa mandiri sudah tertanam dalam diri seorang anak Adam. Coba bayangkan, ketika ia dilahirkan ke muka bumi, tanpa disuruh pun dia sudah menangis. Tangisan itu menunjukkan sisi kemandirian dari dirinya. Pertanda ia telah berhasil melewati perjalanan panjang 9 bulan di dalam dunia yang sangat sempit tersebut.

Dengan tangisannya, banyak orang yang tersenyum bahagia, haru, kagum. Pertanda bakal ada anggota keluarga baru yang menemani setiap langkah kehidupan sebuah rumah tangga. Dan keadaan seperti itu banyak dinantikan setiap orang. Bukan banyak deng, tapi emang semua orang.

Hingga seorang bayi tersebut beranjak dewasa, ia banyak diajarkan pendidikan dan pengalaman baru yang tak pernah dilakukannya selama di dalam rahim. Ia mulai belajar telungkup, mendongak, duduk, berdiri, berjalan, berbicara hingga melakukan segala aktivitas layaknya orang dewasa. Semua itu adalah bentuk kemandirian yang kasat mata tidak kita anggap. Padahal orangtua hanya mengajarkan dasar-dasarnya saja, selebihnya anak lah yang mengeksplorasi bakat dan kemampuannya.

Apakah di usianya yang masih relatif muda telah mampu membaca alQuran dengan baik, menyanyi dengan suara yang merdu, melempar bola kasti dengan sangat kuat dan terarah. Kemampuan dan bakatnya tersebut berasal dari keinginannya yang kuat. Lingkungan hanya memberikan jalan, selebihnya anaklah yang menjalankan kemudi.

Meskipun begitu, orangtua tetap memiliki andil yang sangat besar terkait pembentukan karakter dan bakat seorang anak. Karena sejatinya, seorang anak yang polos dan memiliki sifat meniru akan tak jauh berbeda dengan perangai orangtuanya. Maka tak jarang kita jumpai, seorang anak yang melanjutkan usaha orangtuanya di kemudian hari. Jika di keluarganya terkenal dengan usaha jahit menjahit, otomatis ada 1 anaknya yang memiliki kemampuan di bidang tersebut.

Namun tak jarang juga kita temui seorang anak yang melenceng dari garis keturunan keluarganya. Ia punya jalan takdirnya sendiri, menolak mengikuti tradisi dari orangtuanya. Dan tak jarang juga ia berhasil membuktikan kepada orang banyak terkhusus orangtuanya, bahwa pilihan yang ia ambil tidaklah salah. Bahkan lebih sukses dari orangtuanya. Tentu ini dibutuhkan sedikit keberanian dan rasa ingin mencoba yang tinggi.

Keberhasilan seorang anak sejatinya sudah ditentukan sejak ia kanak-kanak. Pendidikan dan pengajaran apa yang ia terima dari lingkungannya menjadi modal berharga untuk menyongsong masa depan yang penuh tantangan. Terutama dari orangtuanya. Namunpun begitu, jati diri seorang anakatetap menjadi poin pentingnya.

Toh gak ada gunanya jika orangtua hampir memiliki segalanya yang diinginkan kebanyakan anak-anak, namun anaknya tidak menginginkan. Ia lebih memilih jalan dan takdirnya sendiri, berjuang dari bawah dan menghargai proses yang harus dilaluinya untuk menggapai kesuksesan. Dan inilah yang dinamakan kemandirian tadi.

Ia tak bergantung pada harta dan tahta orangtuanya untuk membantu karir dan usaha yang ia rintis. Ia tak ingin menjadi beban orangtuanya jika ternyata usaha yang dilakukannya tidak berhasil karena akibat dari sebuah keterpaksaan.

Maka, seharusnya orangtua tak perlu membebani seorang anak untuk menjadi apa ke depannya. Karena kemudi terbaik itu ada di tangan seorang anak tersebut. Ia yang paham dengan dirinya sendiri, lebih tepatnya kemampuan dan bakatnya terletak dimana. Orangtua cukup mendukung saja. Ia hanya mendukung. Itu sudah lebih dari cukup.

Sehingga seorang anak akan bebas berkreasi dan memunculkan kreatifitasnya dalam merangkai mimpi-mimpi yang ia bangun. Ia takkan memiliki beban apa –apa jika kendaraan yang ia gunakan tidak dicampuri arah kemudinya. Biarkan ia melintasi jalanan kehidupannya sendiri. Karena itulah yang harusnya didapatkan seorang anak dan dipahami orangtua saat ini.

Karena keterpaksaan hanya akan mengantarkan kepada kehancuran. Jadi, jika kamu nanti menjadi orangtua kelak memaksakan kehendakmu kepada anak-anakmu, bersiaplah mendapati anak-anak yang membangkang. Namun, memberi kebebasan disini hanya sebatas masa depannya ya, kecuali pendidikan agama itu adalah hal wajib yang harus ditunaikan orangtua kepada anak-anaknya.


#Chalengewithyou


Baca di bawah ini cerita sebelumnya.

Cerita 1 - Kegagalan disini
Cerita 2 - tentang Perjuangan disini
Cerita 3 - Rindu Mantan disini
Cerita 4 - Virus Yang Paling Mematikan disini
Cerita 5 - Memaksa Tuhan Mengabulkan Impianmu disini
Cerita 6 - Sosok Inspiratifku Adalah Kamu disini
Cerita 7 - Temu Yang Bersebab disini
Cerita 8 - Wanita Rapuh dan Baperan disini
Cerita 9 - Tinggalkan Kenangan Terbaik disini
Cerita 10 - Jarak Yang Mengajarkan disini
Mandiri Sejak Dini Mandiri Sejak Dini Reviewed by Bembengers on Rabu, April 22, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar

Berkomentarlah yang sopan dan bijak..

Post AD

home ads