Boni Sang Pematah Serangan #12
Tampaknya siang itu cuaca terasa
sangat gerah. Badannya mulai mengeluarkan cairan dari pori-pori tangan dan
dahinya. Pakaian yang dikenakan juga sebagian sudah terlihat basah akibat
kucuran keringat. Perut sudah mulai meronta untuk diberikan haknya. Namun, Boni
belum menemui bengkel tambal ban yang dapat mengerjakan motornya yang rodanya
kempes tertabrak paku di jalan menuju sekolah seberang.
Niat untuk bertanding sepakbola
antar sekolah terpaksa dikubur dalam-dalam. Boni yang merupakan pemain bertahan
di tim utama sepakbola sekolahnya harus digantikan dengan pemain cadangan
karena tak tepat waktu datang bertanding. Hal ini bisa merusak reputasinya
sebagai seorang pemain. Apalagi, kompetisi internal dalam memperebutkan posisi
utama di tim sangat kentara. Mau tak mau ia harus kerja keras di sesi latihan
di pertandingan berikutnya.
Boni dan rekan tim sepakbolanya
sedang mengikuti turnamen sepakbola antar sekolah se-kabupaten. Dengan sejarah
tim sepakbola yang kurang mengkilap, dia dan dkk ingin membalikkan sejarah yang
kelam untuk sepakbola di sekolahnya. Harapannya, tim bisa merengkuh piala yang
belum pernah sama sekali mendarat di sekolahnya.
Pertandingan Perdana
Namun sayang sekali, sebagai
pilar utama di timnya Boni harus melewatkan satu pertandingan di fase grup.
Padahal momen ini dapat dimanfaatkan sebagai titik balik performanya yang
belakangan menurun. Ia tak mau terus-terusan menjadi beban timnya untuk
merengkuh kemenangan. Karena apapun itu tugasnya sebagai pemain bertahan adalah
menghalangi tim lawan untuk mencetak gol. Dan itulah kemampuan yang
dimilikinya.
Akhirnya timnya kalah bertanding.
Pelatih yang sekaligus guru olahraga mereka hanya memberikan semangat kepada
setiap pemain. Sebenarnya yang bertanggungjawab atas kekalahan mutlak berada di
tangan tim. Karena memang timlah yang
tak mampu mengonversi strategi yang telah disampaikan pelatih di awal dan
pertengahan pertandingan.
Tim pulang dengan kekecewaan yang
mendalam. Karena 2 pertandingan sisa merupakan finalis tahun lalu yang berebut
posisi pertama pada kompetisi. Ini sama halnya mission impossible. Melawan tim
yang kualitasnya biasa saja tak mampu menang. Apalagi.
Akhirnya pelatih menginstruksikan
untuk kembali menggelar latihan esok lusa. Dan pelatih akan menerapkan strategi
baru yang menjadi andalannya, permainan cepat dengan umpan satu dua langsung ke
jantung pertahanan lawan. Namun kelemahan dari strategi ini mengakibatkan
pemain bertahan ikut terpancing pada aktivitas penyerangan sehingga beberapa
pos akan kosong. Pelatih memanggil Boni dan memberikan strategi full defence
padanya. Karena ia tahu benar Boni adalah seorang body fighter dan handal dalam
mentackle dan kuat berduel bola-bola udara.
Pertandingan Kedua
Tiga hari berselang pertandingan
kedua tinggal di depan mata Boni masuk line-up. Dengan tugas yang lebih berat,
Ia akan mencurahkan segenap kemmpuannya untuk membantu tim menang. Peluit
pertanda pertandingan dimulai sudah dibunyikan. Tim kesebelasannya menggiring
bola dan berusaha memasuki daerah pertahanan lawan. Ia mengamati rekan-rekannya
pada membantu proses penyerangan. Namun ia tetap stay menjaga barisan
pertahanan.
Terlihat tim Boni menguasai
pertandingan di awal-awal babak pertama. Namun bola hanya berkutat di depan
barisan pertahanan lawan. Tim lawan menumpuk pemain di depan gawang. Hal ini
menyulitkan bagi timnya mencuri poin.
Namun karena keasyikan menyerang, paa pemain yang
berpos sebagai jangkar lengah dan kehilangan bola. Pada saat itu bola berhasil
direbut oleh lawan. Dia langsung menggiring bola menuju gawang. Boni yang pada
saat itu hanya sendirian berada di barisan belakang maju berusaha menghadang.
Dengan sekali tackling, pemain dapat dilumpuhkan, bola berhasil diamankan.
Rekan-rekan dipinggir lapangan menyoraki melihat ketangguhan Boni memutus
serangan balik cepat lawannya.
Tak lama kemudian striker tim
Boni bisa mencetak angka dan memastikan 3 poin untuk memberi asa ke semifinal
jika menang dipertandingan terakhir (3). Dengan ekspektasi dan semangat yang
menggebu-gebu, Timnya berhasil mengungguli tim dengan skor 3-1. Otomatis tim
berhasil mencapai semifinal pada turnamen kali ini. Pencapaian yang sangat
membanggakan bagi sekolah. Karena baru kali ini mencapai raihan tersebu.
Biasanya hanya sebatas tim pengembira.
Bagaimana nasib tim di semifinal?
Tunggu edisi selanjutnya ya.
Boni Sang Pematah Serangan #12
Reviewed by Bamzsusilo
on
Rabu, Januari 06, 2016
Rating:
Post a Comment