Berawal Dari Sepotong Roti dan Segelas Air Hangat #13
Pada saat perayaan 17 Agustus di
sekolah, Boni sengaja menggunakan pakaian dinas untuk bertugas. Yaa, Ia adalah
salah satu anggota keamanan sekolah. Setiap pagi bertugas mengamankan barisan
apel pagi, mengatur lalu lintas di depan sekolah dan menjadi pagar ketika ada
tamu kehormatan memasuki gerbang sekolah. Ia selalu datang ke sekolah lebih awal
dibanding teman-teman lainnya.
Sama halnya dengan perayaan hari ini.
perayaan yang menandai merdekanya bangsa Indonesia dari penjajahan negara lain.
Tampaknya semua orang yang merasa memiliki warga negara Indonesia akan terlecut
semangatnya untuk berbuat lebih bagi negaranya. Termasuk untuk kalangan
pelajar, tentunya harus lebih bersemangat belajarnya.
Namun tidak untuk Boni, Ia tampak
murung. Ia tak bersemangat di hari yang spesial bagi negaranya. Apakah ini
menandakan tidak adanya jiwa patriot dalam dirinya. Oh, tidak kawan. Ia sedang
tidak enak badan. Ia mengantuk karena tadi malam tidak tidur karena harus
membantu orangtuanya menyiapkan pesanan kue. Maklumlah, orangtuanya akan
menerima order yang lumayan ketika hari-hari besar.
Dengan mata berkantung panda,
wajahnya tampak pucat, Ia harus menjalankan tugasnya. Bahkan sesekali ia tak
sanggup menopang tubuhnya yang sudah mulai gelempohan. Pada saat kenderaan
melintas dan menimbulkan suara bising, ia kembali terjaga. Setelah kenderaan
mulai sepi, ia kembali dengan adegan gelempohan.
Dari seberang jalan ada segerombolan
teman sekelasnya yang hendak menyeberangi jalan. Mereka adalah anak perantauan
yang kebetulan nge-kost di depan sekolah. Biasanya Boni akan membantu
menyeberangi mereka. Namun kali ini Ia hanya memandangi mereka satu persatu
tanpa berniat membantu. Hingga mereka sampai di hadapan Boni dan menghardik mengapa tidak seperti biasanya membantu menyeberangkan.
Namun Dia hanya diam tak membalas komentar teman-temannya.
Hingga teman-temannya meninggalkan Boni
yang sendiri berdiri tanpa ada yang menemani. Apaan sih. Namun belum lama teman-temannya
berjalan memasuki gerbang sekolah mereka mendengar suara jeritan pengemudi
sepeda motor yang menjerit. Sontak teman-teman berpaling ke arah belakang. Ternyata
Boni sudah terkulai dan berbaring di atas pinggir aspal.
Teman-teman Boni langsung berteriak dan
meminta tolong kepada teman-teman cowok untuk mengangkat tubuh Boni ke dalam
ruangan kesehatan. Setelah mendapat
perawatan pertama dan diberi air hangat, akhirnya Ia sadar. Ia melihat
sekeliling hanya ada dua teman dokter sekolah yang duduk di sebelah ranjang
istirahat. Kemudian ia bertanya bagaimana keadaan Boni saat ini.
Akhirnya perbincangan mereka berlanjut. Karena
kebetulan dokter sekolah tersebut adalah teman sekelas Boni. Sehingga mereka
terlihat akrab mengobrol. Dokter yang satu lagi hanya memperhatikan dari sudut
lemari obat sembari menyusun ketersediaan obat-obatan.
Tak terasa waktu terus berlalu,
perbincangan antara keduanya juga belum berhenti. Mereka keasyikan dengan
kenyamanan yang tercipta setelah dua tahun sekelas namun baru kali ini mengobrol.
Hingga tak terasa 1 jam telah berlalu, bahkan upacara 17 Agustus juga sudah
selesai terlaksana.
Boni berusaha bangkit dari pembaringan. Dengan
sandaran bantal ia mampu duduk dan mencoba menguatkan tubuhnya yang kelelahan
karena kurang istirahat. Setelah makan roti dan air hangat pemberian dokter
tadi, akhirnya staminanya kembali.
Mereka keluar dari ruang kesehatan dan
menuju kelas bersama. Sejak saat itu mereka jadi intens mengobrol bareng. Mungkin
kisah di ruang kesehatan memberi cerita baru dan awal yang seru dalam
perjalanan kisah mereka. Apalagi mereka satu kelas. Nantikan lanjutan kisah
mereka di serial berikutnya.
Berawal Dari Sepotong Roti dan Segelas Air Hangat #13
Reviewed by Bamzsusilo
on
Jumat, Januari 15, 2016
Rating:
Post a Comment