Hidupkan Peran Mahasiswa Bersama Aplikasi Kredit Digital Julo
Masa pandemi yang sudah hampir berjalan 2 tahun ini seakan membuat diri kita semakin malas bergerak. Pengennya rebahan di kamar sambil scrolling beranda tiktok ataupun IG story artis. Kalau laper, tinggal buka gojek untuk pesan layanan gofood. Segala jenis makanan dan cemilan tersedia sesuai selera. Setelah dipesan, tak sampai setengah jam, makanan sudah tiba di depan kost-an dan segera disantap. Jika saldo dompet digital habis, tinggal to-up melalui Aplikasi Julo yang memudahkan. Emang Julo itu aplikasi apaan sih? Simak artikel ini sampai habis yaa?
Namun kali ini, kehidupan
mahasiswa semakin enak. Merasa dimanja dengan keadaan. Kuliah hanya dari rumah,
tinggal nyalain zoom meeting, dengerin dosen ceramah kemudian sesekali
menanggapi pembahasan materi kuliah. Padahal belum tentu si mahasiwa tadi sudah
mandi dan berpakain rapi. Karena tentu boleh menonaktifkan kamera dengan alasan
yang masuk akal.
Permasalahan masyarakat, peduli
lingkungan dan menjadi pelopor perubahan, itu bukan urusannya. Mahasiswa jenis
ini tak mau repot melakukan hal yang bisa membuat hidupnya susah. Bayangan dia,
kuliah itu adalah sarana untuk kaya dan memperoleh kedudukan terhormat di
masyarakat. Sudah, itu saja.
Tak heran ketika mahasiswa jenis
ini yang dulunya tak pernah aktif dan akrab dengan rakyat tiba-tiba saja nyalon
jadi wakil rakyat. Bukan karena peduli, tapi hitungan untung rugi. Berapa dana
yang dia keluarkan, berapa pula proyek yang bakal dia golkan. Maka berhati-hati
sajalah dengan manasia tipe ini bila dia ada di sekitar kalian.
Jangan khawatir dan pesimis. Tidak semua mahasiswa model demikian. Ada juga tipe mahasiswa yang memang ada di kampus demi satu perubahan. Bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga keluarga, serta lingkungan. Urusan nilai nomor sekian, yang penting ilmu yang didapat berguna untuk sesama. Kemandirian mulai terlihat, ketangguhan, tanggung jawab, dan peran serta di masyarakat mulai ditingkatkan. Itu karena mahasiswa model ini tahu, sekolah setinggi apapun akhirnya ia harus terjun dan berbaur dengan masyarakat tempat ia tinggal.
Hidup yang memunyai tujuan jauh ke depan. Bukan hanya sebatas urusan harta dan tahta tapi hitungannya juga surga dan neraka. Maksudnya adalah sepak terjangnya itu ditimbang dengan standar halal dan haram
Pemuda jenis inilah yang
dibutuhkan oleh negeri ini. Pemuda yang untuk sementara berpredikat mahasiswa
seperti inilah yang mampu membuat hidup menjadi lebih hidup. Hidup yang
memunyai dimensi jauh ke depan. Bukan hanya sebatas urusan harta dan tahta tapi
hitungannya juga surga dan neraka. Maksudnya adalah sepak terjangnya itu
ditimbang dengan standar halal dan haram. Dari dasar inilah ia kemudian beramal
maksimal demi hidup yang lebih baik. Hidup yang bukan skala duniawi saja tapi
juga ukhrawi.
Kata Rasulullah SAW kan, manusia
yang baik itu adalah yang paling memberi manfaat pada sesamanya. Begitu juga
dengan pemuda yang baik adalah pemuda yang mau peduli dan berkiprah pada
masyarakatnya. Itu karena sosok ini adalah pemimpin negeri di masa datang.
Kalau ia tak mau berdekat-dekat dengan rakyat, lalu mau jadi pemimpin model apa
dia nantinya?
Apa iya nunggu dekat rakyat saat
dibutuhkan untuk pencitraan saja? Naudzubillah. Semoga nantinya pemuda hari ini
yang akan menjadi pemimpin di masa depan bukan jenis demikian. Semoga segala
tingkah lakunya adalah cermin ketulusan hatinya yang itu semua bersumber dari
ketaatan terhadap aturanNya.
So, jadi pemuda itu harus
semangat. Jangan jadi loyo atau benalu dalam masyarakat. Mulai sekarang buang
kemalasan dan sikap acuhmu untuk diganti dengan peduli dan turut ambil bagian
dalam arus perubahan karena mengharap ridho Allah saja.
Post a Comment